Kelompok Sosial Pengrajin Gerabah Balongan

          Awal mula terbentuknya kelompok Sosial Pengrajin Gerabah Balongan ini berasal dari nenek moyang. Paguyuban pengrajin gerabah kundi. Istilah kundi sendiri pada zaman dahulu merupakan sebutan untuk pengrajin gerabah.
Jumlah pengrajin gerabah dari tahun ke tahun semakin menurun sekarang hanya tinggal 10-15% pengrajin gerabah, hal ini terjadi karena belum tereksposnya kerajinan gerabah balongan.

          Untuk membuat gerabah kita hanya membutuhkan dua alat saja yaitu meja putar dan tali pemotong untuk memotong tanah liat. Adapun bahan-bahan yang di perlukan untuk membuat gerabah yaitu tanah liat, pasir, air, dan pewarna. Agar menghasilkan gerabah tanah liat harus melewati proses yang sangat panjang. Berikut ini merupakan tahap-tahap pembuatan gerabah:
1. Proses pemilihan dan pengambilan tanah liat
       Sebagai bahan komposisi tanah liat juga harus diseleksi secara ketat. Tanah liat bisa dikumpulkan dengan cara digali langsung dan diberi campuran pasir kali (sungai).

2. Proses pengolahan tanah liat
             Selanjutnya, tanah liat yang sudah dikumpulkan dapat disiram sedikit air atau dibasahi. Biarkan dulu 1 – 2 hari. Kemudian, tanah liat digiling agar lebih liat dan teksturnya tebal. Penggilingan dapat dilakukan dalam 2 mekanisme. Yaitu, otomatis dan manual. 

3. Proses pembentukan tanah liat
              Apabila penggilingan ini sudah rampung, tekstur tanah liat sudah bisa dibentuk sesuai kreasi. Baik itu pot, gelas, piring, dan lain – lain. Pengrajin gerabah dapat membentuk tanah liat ini memakai tangan maupun kaki, atau bisa dibantu alat pemutar. Adapun beberapa metode pembentukan tanah liat, di antaranya:
Teknik putar (Throwing)
Teknik cetak tekan (Press)
Teknik lempeng (Slabing)
Teknik pijit
Teknik pilin (Coiling)
Teknik cor atau tuang
Teknik kombinasi 

4. Proses penjemuran gerabah
           Bila peralatan gerabah yang dibentuk sudah jadi. Untuk memperkuat tanah liat, maka perlu dilakukan proses penjemuran gerabah. Biasanya harus dijemur langsung di bawah sinar matahari.
Proses penjemuran ini dapat memakan waktu hingga berminggu – minggu atau sesuai cuaca.

5. Proses pembakaran gerabah
            Alat gerabah atau perkakas yang sudah keras dan mengering, selanjutnya akan melalui proses pembakaran di dalam tungku besar. Proses pembakaran ini akan menentukan kualitas gerabah agar tidak mudah pecah atau retak.
Bahan bakar pembakaran gerabah umumnya adalah kayu bakar, daun kelapa kering, jerami, batok kelapa, dan sebagainya.

6. Proses finishing atau penyempurnaan
             Gerabah yang sudah dibakar perlu dilakukan quality control untuk mengecek kondisi dan kualitasnya. Apakah gerabah sudah benar – benar keras dan tidak mudah pecah.
Kemudian, langkah terakhir adalah proses finishing atau penyempurnaan agar lebih cantik. Sebagai contoh, gerabah ini dapat dicat atau dilukis. Sehingga memiliki daya artistik dan nilai jual.


         Sebenarnya cara pembuatan gerabah sangat sederhana kita hanya perlu kesabaran untuk membuat gerabah. Sangat disayangkan pengrajin gerabah balongan semakin tahun semakin menurun jumlahnya padahal ini salah satu warisan budaya dari nenek moyang kita. Sebagai anak muda seharusnya kita harus melestarikan warisan ini dengan mendukung usaha pengrajin gerabah balongan ini dengan mempromosikannya di internet agar orang-orang diluar sana mengetahui hasil karya pengrajin gerabah balongan ini. Ternyata masih sedikit artikel di internet yang memuat tentang Paguyuban pengrajin gerabah kundi ini.


Komentar